Harus
Dipahami!!!
1. Kalsitonin
à Menghambat resorpsi tulang dan
merangsang pembentukan tulang.
2. Hormon
Estrogen à Menghambat pemecahan tulang dan
membantu pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
3. Hormon
Paratiroid à Meningkat seiring bertambahnya
usia dan meningkatkan resorpsi tulang.
4. Vitamin
D à Absorpsi kalsium dan mineralisasi
tulang normal.
5.
Vitamin
D dan Kalsium à Mempertahankan remodeling tulang
dan fungsi tubuh.
OSTEOPOROSIS
1. Osteoporosis
adalah suatu penyakit dengan karakteristik massa tulang yang berkurang dengan
kerusakan mikroarsitektur jaringan yang menyebabkan kerapuhan tulang dan risiko
fraktur yang meningkat.
2. Osteoporosis
lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, wanita Kaukasia lebih rentan
daripada wanita Afrika-Amerika, wanita kulit putih lebih rentan daripada wanita
kulit hitam, dan wanita diantara usia 51-75 tahun lebih rentan terserang
osteoporosis.
Pada orang dewasa
puncak massa tulang terjadi pada usia sekitar 35 tahun. Kehilangan massa tulang
mulai terjadi setelah tercapainya puncak massa tulang. Seiring berjalannya
waktu, kalsitonin yang menghambat resorpsi tulang dan merangsang pembentukan
tulang mengalami penurunan. Pada wanita, kehilangan estrogen dan pada ooforektomi
mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama
tahun-tahun pascamenopause. Di sisi lain, hormon paratiroid meningkat seiring
bertambahnya usia dan meningkatkan resorpsi tulang. Konsekuensi perubahan ini
adalah kehilangan massa tulang seiring berjalannya waktu. Sehingga menyebabkan
osteoporosis.
Diet kalsium dan
vitamin D yang sesuai harus mencukupi untuk mempertahankan remodeling tulang
dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama
bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis.
Asupan kalsium yang dianjurkan (RDA):
a.
Usia 11-24 tahun: 1200 mg/hari
b.
Dewasa: 800 mg/hari
c.
Perempuan Pascamenopause: 1000-1500
mg/hari
d.
Lansia: Tidak terbatas, karena
penyerapan kalsium kurang efisien dan cepat diekskresikan melalui ginjal
Bahan katabolik endogen
(diproduksi oleh tubuh) dan eksogen (dari sumber luar) dapat menyebabkan
osteoporosis. Penggunaan kortikosteroid yang lama, sindrom Chusing,
hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme menyebabkan kehilangan tulang.
Obat-obatan seperti isoniazid, heparin, tetrasiklin, antasida yang mengandung
alumunium, furosemid, antikonvulsan, kortikosteroid, dan suplemen tiroid
memengaruhi penggunaan tubuh dan metabolism kalsium.
Pembentukan tulang
dipercepat dengan adanya stress berat badan dan aktivitas otot. Sehingga
imobilitas juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis. Ketika diimobilisasi
dengan gips, paralisis, atau inaktivitas umum, tulang akan diresorpsi lebih
cepat dari pembentukannya sehingga terjadi osteoporosis. Selain itu, kebiasaan
mengkonsumsi alkohol, kafein, dan merokok juga merupakan faktor penyebab
terjadinya osteoporosis.
Pada penderita
osteoporosis akan terjadi penurunan massa tulang total. Dimana akan terjadi
peningkatan kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari pada kecepatan
pembentukan tulang dikarenakan beberapa faktor. Pada penderita osteoporosis,
kondisi kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan, sehingga pada awalnya
osteoporosis tidak menimbulkan gejala pada beberapa penderita. Jika kepadatan
tulang sangat berkurang yang menyebabkan tulang menjadi kolaps dan hancur, maka
akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Tulang-tulang yang terutama
terpengaruh pada osteoporosis adalah radius distal, korpus vertebra terutama
mengenai T8-L4, dan kollum femoris. Kolaps vertebra hanya terlihat sebagai
kifosis progresif. Dengan berkembangnya kifosis terjadi pengurangan tinggi
badan. Beberapa wanita pascamenopause dapat kehilangan tinggi 2,5cm-15cm akibat
kolaps vertebra.
Pencegahan
1. Diet
Kalsium dan Vitamin D yang mencukupi.
2. Melakukan
olahraga dengan beban sesuai batas kemampuan.
3. Mengonsumsi
obat-obatan.
Penatalaksanaan
1. Diet
tinggi kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup (misal
keju, brokoli kukus, salmon kaleng).
2. Terapi
penggantian hormone dengan estrogren dan progesterone kepada perempuan yang
mengalami menopause.
3. Terapi
menggunakan obat-obatan:
a. Kalsitonin
b. Natrium
Fluorida
c. Bifosfonat
d. Natrium
etidronat
e. Alendronat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar